Mafia Jepang Yang Rapih, Yakuza !
Yakuza dari bahasa Jepang: (やくざ atau ヤクザ) atau gokudō (極道) adalah nama dari sindikat terorganisir di Jepang. Organisasi ini sering juga disebut mafia Jepang, karena ada kesamaan dengan bentuk organisasi yang asalnya dari Italia tersebut. Uniknya dari Mereka, tidak seperti mafia, geng lain, Yakuza sedikit rapih, dan lebih taat aturan. Namun jangan main-main dengan mereka.
Sejarah
singkat Yakuza: Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun
1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya.
Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang
sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan
tuan, atau disebut sebagai kaum ronin.
Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini. Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang).
Bakuto berprofesi menjadi penjudi dengan permainan kartu. Nah diantara sekian banyak kombinasi konfigurasi kartu itu, ada yang namanya “kartu sial” yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Kartu itu adalah kombinasi kartu dengan nilai 8-9-3, yang dalam bahasa Jepang bisa dibaca Ya-Ku-Za, yang akhirnya menjadi sebutan populer untuk golongan ini
Selanjutnya Tekiya, Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Bos (bapak)) dan Kobun (bawahan (anak)), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.
Nah dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman. Awalnya hukuman ini bersifat simbolik – karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.
Ciri dan penampilan umum
Kalau dilihat sepintas, penampilan mereka sudah tidak ubanya seperti orang kebanyakan, yaitu berpakaian kerja standar yaitu jas, dasi dan tas kerja. Namun tambahan aksesoris lain seperti berkaca mata hitam, kemudian rambut biasanya dicukur cepak dan pendek ala militer atau sedikit panjang dan disisir sangat rapi kebelakang ala Robert de Niro, pemeran bos mafia Italia dalam film "God Father", sepatu juga bukan hitam standar seperti pilihan orang Jepang kebanyakan, namun hitam bermotif. Pakaian atau jas juga kadang bukan hitam, tapi putih dari atas sampai bawah. Khusus untuk jabatan tertinggi, atau The Big Boss bisanya setiap hari memakai pakian tradisional yaitu kiomono prial. Yang paling kentara biasanya bahasa dan pilihan kata mereka yang sangat khas serta cara hormat yang diluar kebiasaan walaupun masih dengan membungkukkan badan juga.
Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini. Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang).
Bakuto berprofesi menjadi penjudi dengan permainan kartu. Nah diantara sekian banyak kombinasi konfigurasi kartu itu, ada yang namanya “kartu sial” yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Kartu itu adalah kombinasi kartu dengan nilai 8-9-3, yang dalam bahasa Jepang bisa dibaca Ya-Ku-Za, yang akhirnya menjadi sebutan populer untuk golongan ini
Selanjutnya Tekiya, Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Bos (bapak)) dan Kobun (bawahan (anak)), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.
Nah dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman. Awalnya hukuman ini bersifat simbolik – karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.
Ciri dan penampilan umum
Kalau dilihat sepintas, penampilan mereka sudah tidak ubanya seperti orang kebanyakan, yaitu berpakaian kerja standar yaitu jas, dasi dan tas kerja. Namun tambahan aksesoris lain seperti berkaca mata hitam, kemudian rambut biasanya dicukur cepak dan pendek ala militer atau sedikit panjang dan disisir sangat rapi kebelakang ala Robert de Niro, pemeran bos mafia Italia dalam film "God Father", sepatu juga bukan hitam standar seperti pilihan orang Jepang kebanyakan, namun hitam bermotif. Pakaian atau jas juga kadang bukan hitam, tapi putih dari atas sampai bawah. Khusus untuk jabatan tertinggi, atau The Big Boss bisanya setiap hari memakai pakian tradisional yaitu kiomono prial. Yang paling kentara biasanya bahasa dan pilihan kata mereka yang sangat khas serta cara hormat yang diluar kebiasaan walaupun masih dengan membungkukkan badan juga.
Simbol Yakuza : TAtto dan Potong Jari