Dampak Kenaikan BBM Terhadap Inflasi Minim


Kepala Ekonom untuk India, Indonesia dan Singapura Global Market Research Deutsche Bank Taimur Baig mengatakan bahwa dampak kenaikan harga BBM bersubsidi minim untuk inflasi. “Kenaikan harga BBM hanya berdampak minim terhadap inflasi, kami memperkirakan inflasi pada pertengahan 2012 ialah 6 persen dan pada akhir tahun adalah 7 persen,” kata Baig di Jakarta, Kamis [29/03] .
Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tinggi yaitu 6,5 persen, suku bunga yang rendah dan didukung pendapatan masyarakat yang cukup. “Berbeda dengan kenaikan harga BBM pada 2005 dan 2008 saat kebijakan moneter ketat, upah yang masih rendah dan pertumbuhan ekonomi yang belum baik, kenaikan harga saat ini masih dapat diterima oleh masyarakat,” jelas Baig.
Namun ia mengingatkan agar Bank Indonesia melakukan kebijakan makro yang berhati-hati agar memberikan sinyal yang baik kepada investor. “Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti saat ini, BI harus dapat memberikan sinyal kepada investor agar tetap bertahan di Indonesia, khususnya bagaimana upaya untuk menekan volatilitas pasar valuta asing,” tambah Baig.
Ia menilai bahwa upaya BI untuk menekan volatilitas valuta asing berbeda pada 2005 dan 2008 yaitu dengan memperketat kebijakan moneter dengan meningkatkan suku bunga; saat ini BI dapat menggunakan instrumen lain.
“Dibanding menggunakan instrumen penaikan suku bunga, BI dapat memilih untuk menggunakan instrumen lain seperti dengan menciptakan wadah untuk menampung dolar yang lebih besar sehingga menekan kemungkinan volatilitas pasar valuta asing,” kata Baig.
Cara tersebut diambil karena Baig menilai bahwa fungsi intermediasi perbankan di Indonesia yaitu dalam penyaluran kredit masih belum baik sehingga bila BI meningkatkan suku bunga maka akan menyulitkan penyaluran kredit. “Tapi harus diingat bahwa harga BBM di Indonesia masih yang paling rendah di Asia Tenggara, bahkan bila harga BBM benar-benar dinaikkan,” ungkap Baig.
Dengan kondisi tersebut, Baig memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh pada kisaran 6 persen pada 2012 dan 7 persen pada 2013.
Indonesia juga dinilai masih menjadi tempat investasi yang menguntungkan bagi investor karena keunggulan di sisi demografi yaitu jumlah penduduk usia produktif yang besar, jumlah penduduk sebagai pasar yang potensial dan stabilitas politik.
“Dengan adanya stabilitas, investor dapat membuat perencanaan jangka menengah dan jangka panjang untuk dapat berinvestasi, misalnya dengan pembangunan perumahan dan perluasan perusahaan yang akhirnya meningkatkan pendapatan dan seterusnya mendorong konsumsi,” kata Baig

Postingan populer dari blog ini

AS puji Indonesia

Tahun Mencekam Di kota Kediri

Mengapa hari kamis adalah waktu yang tepat untuk bercinta ?